Senin, 10 Agustus 2015

RUANG DISKUSI

<div class="js-kit-comments" permalink="">
</div>
<script src="http://js-kit.com/comments.js"></script><br />

Minggu, 09 Agustus 2015

bibit paprika

CARA BUDIDAYA DAN AGRIBISNIS TANAMAN PAPRIKA




 
Agribisnis tanaman Paprika .  
Siapa yang tidak tahu Paprika si buah yang berasa manis dan sedikit pedas. Memang nama Paprika bagi sebagian masyarakat Indonesia memang masih terdengar asing. Karena memang tumbuhan ini bukan asli nusantara, tetapi berasal dari Amerika Selatan dan mulai dikembangbiakan di kawasan Asia dalam dekade terakhir ini. Warna kulit buah yang khas dngan kilapannya menjadikan buah paprika mampu membangkitkan sajian kuliner yang dihidangkan. Banyak ibu rumah tangga dan master chief yang menjadikan buah paprika sebagai olahan sayuran yang mantap untuk mendukung rasa masakan, seperti sup ayam, tumis cumi, udang mayones, dan lainnya. Pasokan di pasaran yang masih langka, membuat harga paprika lumayan mahal, yakni sekitar 15.000-30.000 rupaih per kilogram. Sehingga tak salah rasanya, jika budidaya tanaman paprika merupakan peluang agribisnis yang menjanjikan.



Budidaya Tanaman Paprika



Tanaman Paprika (Capsicum annuum L.). adalah jenis tanaman yang mirip cabai dan termasuk keluarga terong-terongan. Paprika memiliki rasa pedas ringan dan sedikit manis keasam-asaman. Bentuknya seperti buah tomat, tetapi lebih besar dan mengkilap. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di kawasan dataran tinggi (750 meter di atas permukaan laut) dengan suhu udara yang sejuk (15°-25° C). Daerah di Indonesia yang cocok dalam budidaya Paprika antara lain daerah dataan tinggi Jawa Barat (misalnya Lembang, Pengalengan, Cisarua, Ciwidey), Jawa Tengah di dataran Tinggi Dieng,  Jawa Timur pada daerah Malang dan Bromo, Sumatera di kawasan Brastagi, Gunung Kerinci, Bukit Tinggi, Bali di daerah Tabanan, Nusa Tenggara Timur di Ruteng dan Bajawa, di pulau Lombok, serta kawasan-kawasan sejuk lainnya. Selain di tanam pada lahan, Paprika juga bisa dibudidayakan lewat media pot atau hidroponik. 

saya mencoba membibitkan, walau  dengan beberapa kali gagal di dataran rendah Yogyakarta ternyata hasil sekarang ini sangat baik,yang penting tidak terkena matahari langsung,dan sangat baik jika ada angin.dengan keberhasilan membibit, ternyata bibit pun sudah banyak di beli calon-calon petani..lumayan hasilnya..

Untuk mengisi waktu di sela membibitkan,banyak penimbunan sekam di sekitar rumah saya,dengan banyaknya sekam yang tidak diolah, sekarang ini saya mulai membuat sekam bakar untuk media membibitkan..
eh..lagi-lagi sudah banyak yang pesan sekam bakar,tapi saya belum bisa banyak memenuhi permintaan,karena terkendala tidak adanya lahan udara bebas  untuk membakarnya.

Dengan kondisi ini saya berfikir bahwa ini adalah sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan jika di tekuni.
bagaimana,ada yang ingin mencoba.